mahendra jefri
Kamis, 02 Januari 2014
Rabu, 11 Desember 2013
Internal Control COSO
Pengendalian Internal Menurut
COSO
The Committe of Sponsoring Organizations of the Tradeway
Commision atau yang biasa disebut dengan COSO didirikan pada tahun 1985 yang
merupakan gabungan dari Financial Executives International ( FEI ), The
American Accounting Association ( AAA ), The American Institute of Certified
Public Accountants ( AICPA ), Institute of Management Accountants ( IMA ), dan
The Institute of Internal Auditors ( IIA ). COSO memiliki tujuan utama untuk
mengidentifikasi faktor – faktor yang menyebabkan Penggelapan atau memanipulasi
laporan keuangan dan memberikan rekomendasi agar kejadian tersebut dapat
diminimalisasi. COSO telah menyusun aturan tentang definisi umum standar,
pengendalian dan kriteria pengendalian internal agar dapat digunakan oleh
perusahaan untuk menilai dan memperbaiki
sistem pengendalian internal yang dimilikinya.
Definisi Pengendalian Internal ( Internal Control )
·
Internal Control adalah Suatu proses
yang melibatkan dewan komisaris,
manajemen, dan Staff lain, yang drancang sedemikian rupa untuk memberikan
keyakinan yang memadai tentang tiga tujuan utama yaitu Efektifitas dan
efisiensi operasi, pelaporan keuangan dan kepatuhan terhadap undang undang dan
peraturan yang berlaku.
Pada
tahun 1992, COSO memperkenalkan 5 komponen pengendalian internal ( Internal
Control ) yang meliputi:
1. Control
Environment ( Lingkungan Pengendalian )
Control Environment dalam perusahaan
mencakup sikap para manajemen dan karyawan terhadap pentingnya pengendalian
internal yang ada di organisasi perusahaan tersebut. Dalam control Environment
terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi seperti, filosofi manajemen, gaya
operasi manajemen, struktur organisasi dan praktik kepersonaliaan.
2. Risk
Assessment ( Penilaian Resiko )
Aktivitas pengendalian mengenai
penilaian resiko adalah mengidentifikasikan resiko-resiko yang dapat membuat
tujuan perusahaan tidak tercapai, kemudian dianalisis agar resiko tersebut
dapat di minimalisasi, dihilangkan atau dipindahkan agar tujuan perusahaan
dapat tercapai dengan baik.
3. Control
Activities ( Aktivitas Pengendalian )
Aktivitas Pengendalian ini mempunyai
fungsi untuk mengatasi segala resiko yang terjadi di dalam perusahaan,
mengawasi jalanya operasi perusahaan agar efektif dan efisien, melaksanakan
prosedur dan kebijakan yang ditetapkan untuk membantu agar tujuan perusahaan
dapat tercapai dengan baik.
4. Information
and Communication (Informasi dan Komunikasi)
Sistem yang memungkinkan orang atau
entitas memperoleh dan menukar informasi yang tepat waktu, relevan, dan akurat.Informasi
tersebut digunakan untuk mengelola, melaksanakan, dan mengawasi operasional
perusahaan.
5. Monitoring
( Pemantauan )
Sistem Pengendalian Internal harus dipantau agar
kegiatan operasi sesuai dengan kualitas dan efisiensi sistem.Biasanya orang orang
tertentu yang ditunjuk untuk melakukan pemantauan sering melakukan inspeksi
mendadak terhadap bagian bagian dalam perusahaan.
Pada tahun 2004, COSO mengeluarkan hasil pengembangan
framework yang terintegrasi dengan Enterprise Risk Management ( Gambar version
2004) yang terdiri dari:
1.
Internal Environment
Sangat
menentukan warna dari sebuah organisasi dan memberi dasar bagi cara pandang
terhadap risiko dari setiap orang dalam organisasi tersebut. Didalam lingkungan
internal ini termasuk, filosofi manajemen risikodan risk appetite, nilai-nilai
etika dan integritas, dan lingkungan dimana kesemuanya tersebut berjalan.
2.
Objective Setting
Tujuan
perusahaan harus ada terlebih dahulusebelum manajemen dapat mengidentifikasi
kejadian-kejadian yang berpotensi mempengaruhi dalam pencapaian tujuan
tersebut. ERM memastikan bahwa manajemen memiliki sebuah proses untuk
menetapkan tujuan dan tujuan tersebut terkait serta mendukung misi perusahaan
dan konsisten dengan risk appetite-nya.
3.
Event Identification
Kejadian
internal dan eksternal yang mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan harus
diidentifikasi, dan dibedakan antara risiko dan peluang yang dapat terjadi.
Peluang dikembalikan kepada proses penetapan strategi atau tujuan manajemen.
4.
Risiko Assessment
Risiko
dianalisis dengan memperhitungkan kemungkinan terjadi (likelihood) dan
dampaknya (impact), sebagai dasar bagi penentuan pengelolaan risiko.
5.
Risk Response
Manajemen
memilih respons risiko, menghindar, menerima, mengurangi, mengalihkan, dan
mengembangkan suatu kegiatan agar risiko yang terjadi masih sesuai dengan
toleransi dan risk appetite.
6.
Control Activities
Kebijakan
serta prosedur yang ditetapkan dan diimplementasikan untuk membantu memastikan
respons risiko berjalan dengan efektif.
7.
Information and Communication
Informasi
yang relevan diidentifikasi, ditangkap, dan dikomunikasikan dalam bentuk dan
waktu yang memungkinkan setiap orang menjalankan tanggung jawabnya.
8.
Monitoring
Keseluruhan
proses ERM dimonitor dan modifikasi dilakukan apabila perlu. Pengawasan
dilakukan secara melekat pada kegiatan manajemen yang berjalan terus-menerus,
melalui evaluasi secara khusus, atau dengan keduanya.
Selasa, 03 Desember 2013
CONTOH FLOWCHART
CONTOH FLOWCHART
Diagram alir untuk proses Pembelian tunai
1. Bagian Gudang melakukan pengecekan barang.
2. Bagian Gudang membuat Form Permintaan Barang (FPB)
rangkap 2. Form ke-1 diserahkan ke bagian pembelian dan satunya di arsip.
3. Bagian Pembelian melakukan pencarian harga barang dan
membuat Surat Permintaan Penawaran Harga (SPPH).
4. SPPH dibuat rangkap 2, yang satu dikirim ke Supplier
(pemasok) dan satunya di arsip.
5. Berdasarkan SPPH, pemasok membuat Surat Penawaran Harga
(SPH) rangkap 2. Surat ke-1 dikirim ke bagian pembelian dan satunya disimpan.
6. Berdasarkan SPH, bagian Pembelian melakukan pencarian
harga yang cocok dan membuat Surat Order Pembelian (SOP) rangkap 3
7. SOP ke-1 dikirim ke bagian penerimaan, SOP ke-2
dikirim ke Supplier dan sisanya di arsip.
8. Suplier mengirim Barang dan Surat Penerimaan Barang
(SPB) dan diterima oleh bagian penerimaan.
9. Berdasarkan SOP dan SPB, bagian penerimaan melakukan
pengecekan/pengocokan barang yang dikirim. Selanjutnya membuat Laporan
Penerimaan Barang (LPB) rangkap 2. LPB ke-1 diberikan ke bagian gudang dan
satunya di arsip.
FLOWCHART SIKLUS PEMBELIAN TUNAI
klik di gambarnya ya. nanti pasti munculatau klik ini
Teknik Dokumentasi Sistem
Teknik Dokumentasi Sistem
Ada beberapa alasan
mengapa sistem perlu didokumentasikan.
1.Untuk merancang atau membuat sebuah sistem. Dokumentasi sistem berguna sebagaiedia diskusi dan komunikasi antar perancang, analis, maupun programer.
1.Untuk merancang atau membuat sebuah sistem. Dokumentasi sistem berguna sebagaiedia diskusi dan komunikasi antar perancang, analis, maupun programer.
2.Selain itu, dokumentasi juga berguna untuk mengevaluasi
kelemahan dan keunggulan sebuah sistem maupun pengendalian dalam sebuah sistem.
3.Dokumentasi sistem bermanfaat bagi mereka yang sedang mempelajari prosedur
dan sistem dalam sebuah perusahaan dan untuk memberikan pelatihan terhadap
karyawan baru
Teknik dokumentasi sistem dapat dibedakan menjadi teknik untuk mendokumentasikan input Sistem, proses sistem, database sistem dan output sistem.
Input dan output sistem biasanya didokumentasikan dalam bentuk rancangan input dan rancangan output. Rancangan dokumen tidak hanya berupa gambar dokumen, tetapi juga dilengkapi dengan penjelasan bagaimana mengisikan data ke dalam dokumen tersebut, siapa yang bertanggung jawab untuk mengarsip dokumen serta mengisi dokumen. Sedangkan rancangan output dapat berupa contoh-contoh laporan
Bagan
Arus (FlowChart)
à Merupakan alat
yang digunakan untuk :
a. dokumentasi
sistem yang sudah ada.
b. Mendesain sistem
baru
c. Memberi petunjuk
bagi programer yang akan membuat dan memperbaharui program komputer.
Bagan arus terdiri dari dua macam yaitu :
1. Dokumen flowchart
2. Sistem / proses
flowchart
Dokumen Flowchart
à Bagan yang
digunakan untuk menganalisa distribusi dokumen (kadang sumber daya fisik lain)
diantara unit organisasi dalam suatu sistem (document oriented).
Langkah-langkah dalam penyusunan Dokumen
Flowchart
a. Mengidentifikasi
departemen-departemen yang ikut ambil bagian dalam suatu sistem.
b. Mengidentifikasi
dokumen sumber yang akan digunakan.
c. Menggambarkan
bagaimana dokumen-dokumen di buat, diproses dan digunakan.
d. Menambahkan
catatan yang akan memberikan keterangan mengenai suatu simbol atau kegiatan.
System Flowchart
à Bagan yang
menyediakan gambaran yang lebih lengkap mengenai langkah-langkah proses dalam
suatu sistem (Process oriented).
Sistem flowchart terdiri dari dari beberapa
tingkatan :
-
High-level System Flowchart, sistem flowchart yang
penggambarannya sangat umum dan memberikan gambaran sekilas mengenai sistem.
-
Intermediate-level System Flowchart, penggambarannya
suatu proses yang lebih detail
-
Low-level System Flowchart, menggambarkan secara
khusus aplikasi-aplikasi atau kegiatan-kegiatan dari suatu proses.
Program Flowchart
à Bagan yang
mengambarkan rangkaian atau urutan dari operasi logis yang dikerjakan komputer dalam menjalankan suatu program.
Meskipun tidak ada aturan khusus mengenai pembuatan flowchart, tapi
terdapat beberapa panduan yang dapat diikuti dalam pembuatan flowchart,
1. Simbol dari
proses harus selalu diletakkan diantara simbol input dan simbol output.
2. Pembuatan
flowchart harus dimulai dari pojok kiri atas.
3. Selalu
menggunakan simbol yang tepat tergantung dari jenis flowchartnya.
4. Hindari kekusutan
dan kekacauan dengan menghindari garis yang berpotongan, apabila harus ada,
dapat digunakan simbol koneksi.
5. Harus ada
keterangan / deskripsi untuk memberikan kejelasan.
Data Flow Diagram (DFD)
à Suatu bagan yang
memberikan gambaran mengenai arus data dalam suatu sistem atau organisasi.
Digunakan terutama sebagai alat untuk mengevaluasi sistem yang sudah ada dan
perencanaan pembuatan sistem baru. (lebih bersifat penggambaran secara logis
dari suatu sistem).
Elemen dalam suatu DFD :
a. Proses
transformasi, digambarkan berbentuk lingkaran.
b. Arus data,
digambarkan berupa anak panah yang masuk atau keluar dari suatu proses
transformasi.
c. Penyimpanan data,
digambarkan berupa kotak persegi panjang tanpa tutup di sebelah kanannya.
d. Data sumber dan
data tujuan, digambarkan berupa kotak empat persegi panjang.
Diagram Aliran Data (DFD) berbeda dari Bagan
Arus (Flowchart) dalam beberapa hal. Meskipun masin-masing menggunakan simbol
untuk menyatakan proses, namun DFD tidak menunjukkan urutan proses. Jadi DFD
mungkin menunjukkan beberapa proses yang beroperasi secara paralel.
Bagan IPO
dan HIPO
Bagan IPO à Bagan yang menggambarkan suatu sistem dalam
skala umum (tidak
rinci)
sehingga dapat digunakan
untuk melihat / menganalisa
suatu sistem secara utuh.
Bagan HIPO à Bagan yang mewakili sistem dengan
bertambahnya tingkatan rincian.
semoga bermanfaat
Rabu, 27 November 2013
Annual reports PT Unilever Tbk 2011
Berdasarkan annual report PT Unilever tbk tahun 2011, terjadi peningkatan dalam jumlah aset tahun 2011 sebesar Rp 10.482.312 ( dalam jutaan rupiah ) dibandingkan tahun 2010 dengan jumlah aset sebesar Rp 8.701.262 ( dalam jutaan rupiah ). Dalam hal liabilitas kepada phak lain pada tahun 2011 juga mengalami peningkatan dari tahun 2010 sebesar Rp 4.652.409 ( dalam jutaan rupiah ) menjadi sebesar Rp 6.801.375 ( dalam jutaan rupiah ).
Dalam laporan Laba rugi komprehensif perusahaan mengalami peningkatan laba dari tahun 2010 sebesar Rp 3.384.648 ( dalam jutaan rupiah ) dengan nilai perlembar saham sebesar Rp 444. Sedangkan pada tahun 2011 laba yang dihasilkan sebesar Rp 4.164.304 ( dalam jutaan rupiah ) dengan nilai perlembar saham Rp 546.Hal ini menunjukan peningkatan aktivitas keuangan PT Unilever tbk. Dengan selalu melakukan inovasi dan pelayanan yang baik, maka jumlah customer semakin banyak dan produk – produk yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan pasar.
Langganan:
Postingan (Atom)