Rabu, 11 Desember 2013

Internal Control COSO

Pengendalian Internal Menurut COSO
            The Committe of Sponsoring Organizations of the Tradeway Commision atau yang biasa disebut dengan COSO didirikan pada tahun 1985 yang merupakan gabungan dari Financial Executives International ( FEI ), The American Accounting Association ( AAA ), The American Institute of Certified Public Accountants ( AICPA ), Institute of Management Accountants ( IMA ), dan The Institute of Internal Auditors ( IIA ). COSO memiliki tujuan utama untuk mengidentifikasi faktor – faktor yang menyebabkan Penggelapan atau memanipulasi laporan keuangan dan memberikan rekomendasi agar kejadian tersebut dapat diminimalisasi. COSO telah menyusun aturan tentang definisi umum standar, pengendalian dan kriteria pengendalian internal agar dapat digunakan oleh perusahaan  untuk menilai dan memperbaiki sistem pengendalian internal yang dimilikinya.
            Definisi Pengendalian Internal ( Internal Control )
·         Internal Control adalah Suatu proses yang  melibatkan dewan komisaris, manajemen, dan Staff lain, yang drancang sedemikian rupa untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang tiga tujuan utama yaitu Efektifitas dan efisiensi operasi, pelaporan keuangan dan kepatuhan terhadap undang undang dan peraturan yang berlaku.
Pada tahun 1992, COSO memperkenalkan 5 komponen pengendalian internal ( Internal Control ) yang meliputi:


1.      Control Environment ( Lingkungan Pengendalian )
Control Environment dalam perusahaan mencakup sikap para manajemen dan karyawan terhadap pentingnya pengendalian internal yang ada di organisasi perusahaan tersebut. Dalam control Environment terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi seperti, filosofi manajemen, gaya operasi manajemen, struktur organisasi dan praktik kepersonaliaan.
2.      Risk Assessment ( Penilaian Resiko )
Aktivitas pengendalian mengenai penilaian resiko adalah mengidentifikasikan resiko-resiko yang dapat membuat tujuan perusahaan tidak tercapai, kemudian dianalisis agar resiko tersebut dapat di minimalisasi, dihilangkan atau dipindahkan agar tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik.
3.      Control Activities ( Aktivitas Pengendalian )
Aktivitas Pengendalian ini mempunyai fungsi untuk mengatasi segala resiko yang terjadi di dalam perusahaan, mengawasi jalanya operasi perusahaan agar efektif dan efisien, melaksanakan prosedur dan kebijakan yang ditetapkan untuk membantu agar tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik.
4.      Information and Communication (Informasi dan Komunikasi)
Sistem yang memungkinkan orang atau entitas memperoleh dan menukar informasi yang tepat waktu, relevan, dan akurat.Informasi tersebut digunakan untuk mengelola, melaksanakan, dan mengawasi operasional perusahaan.
5.      Monitoring ( Pemantauan )
Sistem Pengendalian Internal harus dipantau agar kegiatan operasi sesuai dengan kualitas dan efisiensi sistem.Biasanya orang orang tertentu yang ditunjuk untuk melakukan pemantauan sering melakukan inspeksi mendadak terhadap bagian bagian dalam perusahaan.

            Pada tahun 2004, COSO mengeluarkan hasil pengembangan framework yang terintegrasi dengan Enterprise Risk Management ( Gambar version 2004) yang terdiri dari:
1.      Internal Environment
Sangat menentukan warna dari sebuah organisasi dan memberi dasar bagi cara pandang terhadap risiko dari setiap orang dalam organisasi tersebut. Didalam lingkungan internal ini termasuk, filosofi manajemen risikodan risk appetite, nilai-nilai etika dan integritas, dan lingkungan dimana kesemuanya tersebut berjalan.
2.      Objective Setting
Tujuan perusahaan harus ada terlebih dahulusebelum manajemen dapat mengidentifikasi kejadian-kejadian yang berpotensi mempengaruhi dalam pencapaian tujuan tersebut. ERM memastikan bahwa manajemen memiliki sebuah proses untuk menetapkan tujuan dan tujuan tersebut terkait serta mendukung misi perusahaan dan konsisten dengan risk appetite-nya.
3.      Event Identification
Kejadian internal dan eksternal yang mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan harus diidentifikasi, dan dibedakan antara risiko dan peluang yang dapat terjadi. Peluang dikembalikan kepada proses penetapan strategi atau tujuan manajemen.
4.      Risiko Assessment
Risiko dianalisis dengan memperhitungkan kemungkinan terjadi (likelihood) dan dampaknya (impact), sebagai dasar bagi penentuan pengelolaan risiko.
5.      Risk Response
Manajemen memilih respons risiko, menghindar, menerima, mengurangi, mengalihkan, dan mengembangkan suatu kegiatan agar risiko yang terjadi masih sesuai dengan toleransi dan risk appetite.
6.      Control Activities
Kebijakan serta prosedur yang ditetapkan dan diimplementasikan untuk membantu memastikan respons risiko berjalan dengan efektif.
7.      Information and Communication
Informasi yang relevan diidentifikasi, ditangkap, dan dikomunikasikan dalam bentuk dan waktu yang memungkinkan setiap orang menjalankan tanggung jawabnya.
8.       Monitoring
Keseluruhan proses ERM dimonitor dan modifikasi dilakukan apabila perlu. Pengawasan dilakukan secara melekat pada kegiatan manajemen yang berjalan terus-menerus, melalui evaluasi secara khusus, atau dengan keduanya.



Selasa, 03 Desember 2013

CONTOH FLOWCHART


CONTOH FLOWCHART



Diagram alir untuk proses Pembelian tunai
1.      Bagian Gudang melakukan pengecekan barang.
2.      Bagian Gudang membuat Form Permintaan Barang (FPB) rangkap 2. Form ke-1 diserahkan ke bagian pembelian dan satunya di arsip.
3.      Bagian Pembelian melakukan pencarian harga barang dan membuat Surat Permintaan Penawaran Harga (SPPH).
4.      SPPH dibuat rangkap 2, yang satu dikirim ke Supplier (pemasok) dan satunya di arsip.
5.      Berdasarkan SPPH, pemasok membuat Surat Penawaran Harga (SPH) rangkap 2. Surat ke-1 dikirim ke bagian pembelian dan satunya disimpan.
6.      Berdasarkan SPH, bagian Pembelian melakukan pencarian harga yang cocok dan membuat Surat Order Pembelian (SOP) rangkap 3
7.      SOP ke-1 dikirim ke bagian penerimaan, SOP ke-2 dikirim ke Supplier dan sisanya di arsip.
8.      Suplier mengirim Barang dan Surat Penerimaan Barang (SPB) dan diterima oleh bagian penerimaan.
9.      Berdasarkan SOP dan SPB, bagian penerimaan melakukan pengecekan/pengocokan barang yang dikirim. Selanjutnya membuat Laporan Penerimaan Barang (LPB) rangkap 2. LPB ke-1 diberikan ke bagian gudang dan satunya di arsip.
10.  Bagian gudang mencocokan FPB dengan LPB dan memasukkan datanya ke Kartu Gudang (KG). 


FLOWCHART SIKLUS PEMBELIAN TUNAI
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYKpZsQ6E9Wrq3N6Zz3tK30E9vPJ7o7jxQDKMkqhMTqAhiigeH_9kARfZofMI1E3s7VvAWJBL3kbSw7f60i9A-d4FyMZz7QgziRzJAbdKBzEfDS6lXn8a7cP3fGr13WK7ENImv5doPyxBY/s400/siklus+pembelian+tunai.png
klik di gambarnya ya. nanti pasti muncul
atau klik ini

Teknik Dokumentasi Sistem

Teknik Dokumentasi Sistem


Ada beberapa alasan mengapa sistem perlu didokumentasikan.
1.Untuk merancang atau membuat sebuah sistem. Dokumentasi sistem berguna sebagaiedia diskusi dan komunikasi antar perancang, analis, maupun programer. 
2.Selain itu, dokumentasi juga berguna untuk mengevaluasi kelemahan dan keunggulan sebuah sistem maupun pengendalian dalam sebuah sistem.
3.Dokumentasi sistem bermanfaat  bagi mereka yang sedang mempelajari prosedur dan sistem dalam sebuah perusahaan dan untuk memberikan pelatihan terhadap karyawan baru

Teknik dokumentasi sistem dapat dibedakan menjadi teknik untuk mendokumentasikan input Sistem, proses sistem, database sistem dan output sistem.

Input dan output sistem biasanya didokumentasikan dalam bentuk rancangan input dan rancangan output. Rancangan dokumen tidak hanya berupa gambar dokumen, tetapi juga dilengkapi dengan penjelasan bagaimana mengisikan data ke dalam dokumen tersebut, siapa yang bertanggung jawab untuk mengarsip dokumen serta mengisi dokumen. Sedangkan rancangan output dapat berupa contoh-contoh laporan


Bagan Arus (FlowChart)
à Merupakan alat yang digunakan untuk :  
a.       dokumentasi sistem yang sudah ada.
b.      Mendesain sistem baru
c.       Memberi petunjuk bagi programer yang akan membuat dan memperbaharui program komputer.

Bagan arus terdiri dari dua macam yaitu :
1.      Dokumen flowchart
2.      Sistem / proses flowchart

Dokumen Flowchart

à Bagan yang digunakan untuk menganalisa distribusi dokumen (kadang sumber daya fisik lain) diantara unit organisasi dalam suatu sistem (document oriented).

Langkah-langkah dalam penyusunan Dokumen Flowchart
a.       Mengidentifikasi departemen-departemen yang ikut ambil bagian dalam suatu sistem.
b.      Mengidentifikasi dokumen sumber yang akan digunakan.
c.       Menggambarkan bagaimana dokumen-dokumen di buat, diproses dan digunakan.
d.      Menambahkan catatan yang akan memberikan keterangan mengenai suatu simbol atau kegiatan.

System Flowchart

à Bagan yang menyediakan gambaran yang lebih lengkap mengenai langkah-langkah proses dalam suatu sistem (Process oriented).

Sistem flowchart terdiri dari dari beberapa tingkatan  :
-          High-level System Flowchart, sistem flowchart yang penggambarannya sangat umum dan memberikan gambaran sekilas mengenai sistem.
-          Intermediate-level System Flowchart, penggambarannya suatu proses yang lebih detail
-          Low-level System Flowchart, menggambarkan secara khusus aplikasi-aplikasi atau kegiatan-kegiatan dari suatu proses.

Program Flowchart

à Bagan yang mengambarkan rangkaian atau urutan dari operasi logis yang dikerjakan  komputer dalam menjalankan suatu program.

Meskipun tidak ada aturan khusus mengenai pembuatan flowchart, tapi terdapat beberapa panduan yang dapat diikuti dalam pembuatan flowchart,
1.      Simbol dari proses harus selalu diletakkan diantara simbol input dan simbol output.
2.      Pembuatan flowchart harus dimulai dari pojok kiri atas.
3.      Selalu menggunakan simbol yang tepat tergantung dari jenis flowchartnya.
4.      Hindari kekusutan dan kekacauan dengan menghindari garis yang berpotongan, apabila harus ada, dapat digunakan simbol koneksi.
5.      Harus ada keterangan / deskripsi untuk memberikan kejelasan.



Data Flow Diagram (DFD)
à Suatu bagan yang memberikan gambaran mengenai arus data dalam suatu sistem atau organisasi. Digunakan terutama sebagai alat untuk mengevaluasi sistem yang sudah ada dan perencanaan pembuatan sistem baru. (lebih bersifat penggambaran secara logis dari suatu sistem).

Elemen dalam suatu DFD :
a.       Proses transformasi, digambarkan berbentuk lingkaran.
b.      Arus data, digambarkan berupa anak panah yang masuk atau keluar dari suatu proses transformasi.
c.       Penyimpanan data, digambarkan berupa kotak persegi panjang tanpa tutup di sebelah kanannya.
d.      Data sumber dan data tujuan, digambarkan berupa kotak empat persegi panjang.

Diagram Aliran Data (DFD) berbeda dari Bagan Arus (Flowchart) dalam beberapa hal. Meskipun masin-masing menggunakan simbol untuk menyatakan proses, namun DFD tidak menunjukkan urutan proses. Jadi DFD mungkin menunjukkan beberapa proses yang beroperasi secara paralel.

Bagan IPO dan HIPO


Bagan IPO       à  Bagan yang menggambarkan suatu sistem dalam skala umum (tidak
                               rinci) sehingga   dapat  digunakan  untuk  melihat  / menganalisa 
                               suatu   sistem secara utuh.

Bagan HIPO    à  Bagan yang mewakili sistem dengan bertambahnya tingkatan rincian.

                             semoga bermanfaat


Rabu, 27 November 2013

Resume SIA

Resume SIA buku Accounting Information Systems for Decision Making chapter 6
Annual reports PT Unilever Tbk 2011 Berdasarkan annual report PT Unilever tbk tahun 2011, terjadi peningkatan dalam jumlah aset tahun 2011 sebesar Rp 10.482.312 ( dalam jutaan rupiah ) dibandingkan tahun 2010 dengan jumlah aset sebesar Rp 8.701.262 ( dalam jutaan rupiah ). Dalam hal liabilitas kepada phak lain pada tahun 2011 juga mengalami peningkatan dari tahun 2010 sebesar Rp 4.652.409 ( dalam jutaan rupiah ) menjadi sebesar Rp 6.801.375 ( dalam jutaan rupiah ). Dalam laporan Laba rugi komprehensif perusahaan mengalami peningkatan laba dari tahun 2010 sebesar Rp 3.384.648 ( dalam jutaan rupiah ) dengan nilai perlembar saham sebesar Rp 444. Sedangkan pada tahun 2011 laba yang dihasilkan sebesar Rp 4.164.304 ( dalam jutaan rupiah ) dengan nilai perlembar saham Rp 546.Hal ini menunjukan peningkatan aktivitas keuangan PT Unilever tbk. Dengan selalu melakukan inovasi dan pelayanan yang baik, maka jumlah customer semakin banyak dan produk – produk yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan pasar.